PANCA JIWA PONDOK PESANTREN - Blognya Santri Al-Qodiri

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Rabu, 27 September 2017

PANCA JIWA PONDOK PESANTREN



Pesantren adalah tempar orang menimba ilmu agama. Pesantren adalah tempat orang yang secara totalitas mengabdikan dirinya untuk menjadi seorang yang Tholibul Ilmi. Di dalam sebuah pesantren seseorang dididik untuk menjadi pribadi yang mandiri dan penuh dengan keikhlasan. Dalam sebuah buku saya kutip ada lima prinsip mendasar untuk seorang santri yang disebut dengan panca jiwa Pondok Pesantre. Panca jiwa tersebut adalah sebagai berikut : 

Jiwa keikhlasan
Jiwa ini tergambar dalam ungkapan “sepi ing pamrih”, yaitu perasaan semata-mata untuk beribadah yang sama sekali tidak dimotivasi oleh keinginan memperoleh keuntungan-keuntungan tertentu. Jiwa ini tampak pada orang-orang yang tinggal di dalam pondok pesantren, mulai dari kiai sebagai pengasuh, para ustad, pengurus, bahkan santri secara umum yang apabila semua ini memegang teguh jiwa keikhlasan akan tercipta suasana yang harmonis antara satu dan yang lainnya. Antara santri terhadap kiainya akan mentaati dan menghormati. Antara santri terhadap ustad dan pengurusnya akan terbentuk suasana saling mencintai dan melindungi. Semua itu didorong oleh adanya jiwa yang penuh khidmat dan ikhlas.
Jiwa kebebasan
Kesederhanaan adalah hal yang menjadi suatu keniscayaan hidup di dalam Pondok Pesantren. Kesederhanaan itu telihat dalam kehidupan sehari-harinya yaitu dapat menguatkan hati, tabah, dan pengendalian diri dalam menghadapi berbagai rintangan hidup. Sehingga dengan demikian akan muncul jiwa yang besar, berani, bergerak maju dan pantang mundur dalam segala keadaan. Semua itu akan terbentuk melalui kepemimpinan yang berkarisma yang mampu memberikan motivasi sebagai dorongan jiwa untuk setiap santri.
Jiwa kemandirian.
Prinsip dasar yang harus dimiliki oleh santri di setiap Pondok Pesantren adalah kemandirian yang tidak hanya diartikan sebagai mampu mengurus keperluannya sendiri. Namun lebih dari itu pesantren merupakan titik awal sebagai lembaga pendidikan Islam yang mengajarkan bahwa santri bukanlah orang yang biasa menyandarkan hidupnya diatas belas kasihan orang lain.
Kemandirian sebagai prinsip dasa sebuah pesantren berpondasi atas dasar sejarah yang mana awal berdirinya pesantren dirintis oleh seorang kiai dengan hanya mengandalkan tenaga santri dan tanpa bantuk pihak lain. Hal itu yang menjadikan dasara santri yang hidup dimasa sekarang ini untuk memegang teguh kemandirian, tidak mudah rapuh ketika menghadapi masalah dan tetap berpegang teguh pada tuntunan Agama yang di ajarkan didalam pesantren.
Ukhuwah Islamiyah
Semangat persaudaraan sangat dijunjung tinggi oleh santri yang ada didalam Pondok Pesantren. Keadaan susah senang, suka duka, sama kata sama rasa dirasakan oleh semua santri tanpa membeda-bedakan latar belakangnya. Ukhuwah Islamiyah yang diusung di dalam pesantren seakan meligitimasi semangat persaudaraan yang tidak hanya ada dalam lingkungan pesantren, namun harus ada pada diri setiap manusia yang hidup bersama manusia lainnya.
Santri dibekali untuk hidup berdampingan walaupun jelas berbeda sukku, ras, bahasa, tingkat ekonomi dan budaya. Semua itu bukanlah menjadi pembatas santri untuk menjadi satu dalam semangat ukhuwah Islamiyah. Lebih dari pada itu, ukhuwah Islamiyah merupakan identitas santri yang sejatinya dimiliki untuk membedakan antara yang santri dan bukan santri.
Jiwa kebebasan
Kebebasan adalah hak semua manusia. Sehingga santripun diberikan kebebasan untuk memilih masa depannya sendiri tanpa paksaan dari pihak lain namun tetap dalam koridor yang digariskan oleh agama Islam. Kebebasan diberikan karena ingin membentuk sikap optimisme kepada santri dalam memilih jalan hidup ketika nanti terjun dimasyarakat. Pesantren bukanlah momok yang menjadikan seseorang takut untuk memondokkan anaknya dengan dealih bahwa pesantren tidak memiliki banyak pilihan hidup. Anggapan tersebut tidak benar karena keadaan di pesantren tidak seperti yang di asumsikan masyarakat pada umumnya. Bukti bahwa pesantren memiliki banyak pilihan adalah banyak lembaga dan berbagai jurusan di Pondok Pesantren Al-Qodiri Jember ini. Lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi dengan berbagai jurusannya juga telah tersedia.
Oleh karenya pesantren adalah tempat yang paling tepat untuk membina akhlak, karakter, budi pekerti dengan tidak meafikan kesiapan santri kelak ketika sudah berbaur dengan masyarakat umum. Prinsip jiwa kebebasan yang diberikan oleh kiai sebagai pengasuh dan diterjemahkan oleh pengurus adalah kebebasan yang tidak berarti setiap santri berhak memilih jalannya sendiri tanpa pengawasan siapapun. Jiwa kebebasa yang diberikan kepada santri disertai dengan wejangan bahwa setiap manusia tidak lepas dari pengawasan Allah Swt sehingga santri harus selalu muhasabah. 
*Dikutip dari buku yang berjudul Modernisasi Pesantren karangan  Halim Soebahar (2013:44)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here